Selasa, 25 Oktober 2011

MENGERTI TUGAS DIRI

A.       NA`BUDU (dzikir)


   Betapapun pentingnya orang bekerja , berkeluarga, mengembangkan diri untuk mencapai hidup layak, tercukupi dan mewah, semua itu adalah sunah(bukan wajib). Sepenting apapun urusan duniawi jangan sampai mengalahkan urusan ILLAHIAH. Sebab yang di wajibkan bagi ALLAH hubungan antara insan dengan Sang Kholiq, dalam hal ini harus di pahami secara menyeluruh, sebab tanpa pemahaman yang benar-benar menyeluruh akan membingungkan …Efek dari pembelajaran yang tidak jelas akan menciptakan  pertentangan antara pikiran dan hati. Hubungan antara Kholiq dan mahluk sebenarnya langsung, hubungan itu sendiri tidak akan tepat/jelas, tanpa bimbingan seorang Guru/Mursid, Sehingga mencapai ibadah seperti kehendak ALLAH SWT.

    Tentang Ya`Buduun atau Na`Buduun terbagi menjadi 2 bagian. Tentang lahiriah dan tentang batiniah, untuk lahiriah sendiri di atur secara menyeluruh dalam syari`at, sesuai aturan-aturan yang telah di buat di dalamnya , tentang rukun iman, dan tata aturan yang boleh atau tidak boleh  di lakukan dalam kehidupan ini. Ilmu haqikat mempelajari tentang hati, dan kewajiban yang tidak boleh di tawar lagi, tidak ada keraguan untuk orang-orang yang sudah mempelajari ilmu haqikat perilakunya sabar, sadar, iklas, sholeh, ta`at, siap, ruju` tawakal, istiqomah, ini merupakan syarat untuk bisa mencapai dalam ilmu haqikat. Agar semua itu bisa di nyatakan atau di buktikan dengan dzikir dasarnya.   Yaa …Ihwan… Kita sebagai manusia harus bisa membedakan, membaca situasi suatu keadaan apapun yang kita hadapi dari suatu masalah…bagi perilaku thoriqot dengan paham Tasawufnya, kita wajib melaksanakan dasar yang wajib, yang jelas. “AD-Dzohirisyari” atun wal bathinu hakikotun 

      Diringkas : sikap sempurna dalam sisi manusiawi dengan daya pikir normal dan dalam sisi manusia dengan akal normal. Daya pikir di motori oleh otak atau daya gerak syaraf otak, sebaik-baiknya otak, tetap dalam ruang lingkup nafsu, kalau di ilmu jawa di bahas tentang seduluran(dulur4) atau jaran 4, /klaras-wong. Akal adalah Ruhul Khudus atau janur-manungso, jadi jika dalam Al Qur`anul Karim menyebut…”hai orang-orang yang beriman” maka orang yang di maksud “manusia” (bukan-wong).

B.NASTA`IN
    Mohon Pertolongan pada Sang Kholiq kita harus sadar, mengerti kita ini sebagai hamba-abdi-kawulo-makluk yang serta merta harus menghamba, mengabdi, ngawulo kepada Tuhan-Pangeran-Gusti-Kholik, sebagai bentuk pembedaan yang tegas bahwa ada jarak keduanya…disitulah rahasianya Tuan-Pemberi-Pemerintah-Gusti-Pencipta-Hamba-Penerima-Rakyat-Kawulo yang di cipta. Makanya…Hamba tidak kuasa, tidak mampu, dan tidak berdaya apa-apa…hanyalah mayat sebab yang berdaya juga serba bisa hanya ALLAH sendiri, Ikatoma`iyah berarti menghilangkan ke”ada”an mahluk dan yang sebenarnya “ada” hanyalah Kholiq. Maka dari itu kita harus belajar “ FANA` ” – Rusak.




0 komentar:

Posting Komentar

Tolong tinggalkan pesan

  Read more: http://ahmadbjblogs.blogspot.com/2012/08/alquran-online.html#ixzz2hnrb9LGI